SAMBUNGAN KAYU KUSEN
Kusen merupakan suatu gawang yang dipasang di dalam
tembok. Diatas kusen masih ada sebagian tembok. Walaupun di atas kusen dipasang
balok beton (latei) atau pelengkung atau rolakan, dorpel atas dari kusen
sedikit-sedikit masih juga mendapat beban dari berat nya mortel atau sebagian
pasangan batu tembok itu. Karena itu, dorpel atas harus menumpang di atas tiang
kusennya dan didukung oleh tiang itu.
Sambungan dorpel dengan tiang kusen diselenggarakan
dengan pen dan lubang. Tebal pen sepertiga tebal kayu kusen. Panjang pen dibuat
setebal dorpel penuh. Untuk mendapatkan
sambungan pen dan lubang yang tertutup, kayu dorpel dilanjutkan ke belakang
tiang sepanjang 12 cm. bagian ini disebut telinga kusen.
Juga sambungan dorpel bawah dengan tiang kusen jendela
diselenggarakan seperti sambungan tersebut di muka ini
Perlu diperhatikan pada
gambar V-1 atas, bahwa kayu dorpel masuk ke dalam kayu tiangnya sampai
dalanya spooning yaitu 1,5 cm dengan demikian, dorpel tidak hanya menumpang di
atas tiang pada sisi lubangnya tetapi juga pada sisi di depan pen. Tuntuk ini
lebar pen dikurangi dengan 1,5 cm di bagian depan. Selain itu kalu lebar pen
dibuat penuh setebal tiangnya, maka siar sambungan antara dorpel dan tiang akan
terlihat dari bawah, lebih lebih jika sambungannya sedikit berubah karena
kayunya berkembang
Gambar V-2 juga menunjukkan sambungan dorpel dengan
tiang kusen. Berbeda dengan gambar V-1 pada gambar ini kayu kusen diberi
kembangan sepanjang sudut dalamnya. Di tempat sambungan dorpel dengan tiang,
pertemuan kembangan tiang dan kembangan dorpel diselenggarakan dibawah susut 45
yang disebut verstek. Verstek ini dibuat selebar sepertiga lebar dorpel (atau juga sepertiga lebar tiang).
Sepertiga bagian tengah dari dorpel antara verstek dan spooning, kayunya tetap
dibuat melanjut sampai menatap pada pen tiang.
Gambar
V-1
Gambar V-2
Gambar V-3
Gambar V-4
Gambar V-5
Gambar
V-6
SAMBUNGAN KAYU DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA
Daun pintu dan daun jendela menggantung pada kusen
dengan perantaraan alat penggantung berupa engsel yang ditambat pada tiang kusen.
Maka berbeda berbeda dengan sambungan kayu kusen, pada sambungan kayu daun
pintu dan daun jendela, tiangnya yang dibuat melanjut ke atas dan ke bawah dan
dorpelnya menyambung dengan pen pada tiang. Tetapi disini, kayu tiang tidak
dapat dilanjutkan ke atas dan kebawah melebihi ukuran tinggi daun. Berhubung
dnegan itu, untuk mendapatkan sambungan pen dan lubang yang tertutup, lebar pen
pada dorpel dibatasi sampai tiga perempat lebar dorpelnya, sehingga pada ujung
tiang masih ada kayu penutup lubang pennya (lihat gambar V-3). Tebal pen
sepertiga tebal kayu. Supayaujung pen, yang berupa kayu ujung tidak terlihat
dari luar, lubangnya sedalam 2 cm ditutup kayu yang serat-seratnya ditempatkan
sejajar dengan serat–serat kayu tiangnya. Antara ujung pen dam kayu penutup
lubang diadakan renggang 2 mm mengingat mengembangnya pen.
Gambar V-3 menunjukkan suatu contoh pintu dengan kaca
dibagian atas dan panel kayu di bagian bawah. Kaca dipasang di dalam spooning,
dalamnya 1 cm, di sebelaj dalam ditutup dengan lis kayu. Ukuran kaca dibuat 2
mm lebih kecil daripada dalamnya spooning supaya ada kelonggaran antara kaca
dan kayunya tidak pecah jika kayunya mengembang.
Panel kayu dimasukkan ke dalam suatu alur, dalamnya 1 cm, lebar sepertiga tebal daun (lihat gambar V-3
kanan). Pemasangannya dilakkan bersamaan dengan penyetelan kerangka daun. Juga
disini harus ada kelonggaraan antara panel kayu dan kayu daunya.
Gambar V-4 adalah contoh lagi suatu pintu dan detail
konstruksinya diperlihatkan pada gambar V-5 dan V-6. Pada contoh ini, bidang
tembok di tepi kusen dilapisi lis kayu. Untuk penambahan lis kayu itu, didalam
tembok dipasang klos.
Gambar V-7 menunjukkan suatu jendela, terdiri atas
jendela atas dan jendela bawah. Jendela atas dibuat sebagai jendela krepyak,
yang bawah sebagai jendela panel. Maksudnya ialah agar jendela bsisa dibuka
hanya bagian atasnya saja atau dibuka semuanya.
Konstruksi krepyak terlihat paga gambar V-7C. daun
krepyak dipasang miring 45. Tebalnya 1 cm dan menonjol ke luar 2 cm. daun
krepyak dipasang sedemikian sehingga orang tidak dapat melihat ke dalam. Daun
krepyak yang pertama dari atas dimulai dari titik sudut bawah dari dorpel
jendelanya (atau pintunya). Daun krepyak yang di bawahnya dimulai dari titik
yang tingginya sama dengan tinggi titik perpotongan sisi bawah daun pertama
tadi dengan sisi luar daun pintu/jendela. Pada gambar V-7C hal ini
diperlihatkan dengan garis putus-putus. Cara ini berlaku pula untuk daun krepyak di bawahnya.
Daun krepyak masuk 1 cm ke dalam tiang daun
pintu/jendela. Dilihat dari sebelah dalam, di tepi kiri dan di tepi kanan daun
pintu/jendela terlihat siar bergigi antara daun krepyak dan tiang. Di tepi atas
tampak siar mendatar antara daun krepyak teratas dan kayu daun pintu/jendela.
Siar-siar itu memberikan pandangan yang kurang menyenangkan. Untuk
menghilangkannya, siar itu ditutup dengan lis kayu 0,6 x 1,4 cm
Kita perhatikan gambar V-8 yang melukiskan detail F
dari konstruksi jendela yang dimuat pada gambar V-7. Jendela ini dipasang di
tembok luar dan langsung kena hujan. Berhubung dengan itu, konstruksi kusen dan
daun jendela dibuat sedemikian sehingga air hujan tidak mudah masuk melalui
sela-sela antara daun jendela dan kusennya. Air hujan juga tidak boleh masuk
melalui siar antara dorpel bawah dari kusen dan tembok di bawahnya
Gambar
V-7
Gambar V-8
Berhubung dengan itu, permukaan temboknya dibuat lebih
rendah daripada siar tadi dan dibuat miring
ke luar. Dengan cara itu, tidak ada kesempatan bagi air hujan untuk
berkumpul di depan siar tadi dan meresap ke dalam siar itu. Juga sisi bawah
dorpel kusennya dibuat miring naik ke dalam untuk menambah sulitnya peresapan
air hujan.
Konstruksi semacam itu kita lihat pula pada spooning
untuk daun jendela pada dorpel kusennya (masih gambar V-8). Spooning ini dibuat
miring ke luar dan diberi alur bulat pada sisi spooningnya. Air hujan yang
terhembus angin masih dapat masuk ke bawah daun jendela akan ditahan di dalam
alur itu, kemudian mengalir kembali ke luar. Juga alur bulat yang dibuat pada
sisi bawah daun jendelanya membantu penahanan air hujan tadi.
Di daerah yang anginnya kencang sehingga pada waktu
hujan, air dapat masuk melalui daun-daun krepyak, biasanya dipakai jendela
rangkap. Jendela krepyak dipakai sebagai jendela luar dan jendela yang dalam
berupa jendela kaca. Suatu contoh terlihat pada gambar V-9. Pada contoh ini
terdapat pula suatu jendela kaca di atas kedua jendela tadi, yang dapat dibuka
secara memutar terhadap sisi bawah daunnya. Jendela ini berfungsi sebagai
jendela penerus cahaya untuk menerangi ruangan dan dalam kedudukan terbuka juga
sebagai jendela perhawaan.
Pada gambar V-9 itu terlihat semua dorpel bawah dari
ketiga jendela dibuat dengan konstruksi penahan air hujan, demikian pula dorpel
bawah dari kusennya,. Konstruksi semacam ini banyak dipakai di daerah yang
anginnya kencang, dan untuk jendela ruangan atas dari gedung bertingkat
Untuk jendela pada gambar V-9 itu, konstruksi untuk
panel kayu, untuk kaca jendela dan untuk krepyaknya tak berbeda dengan yang
telah dibicarakan di muka.
Sambungan dorpel tengah dari kusen dengan tiangnya
diperlihatkan pada gambar V-10. Seperti terlihat pada gambar itu, juga dorpel
tengah ini dapat dibuat dengan konstruksi penahan air hujan. Kalau di bawah
dorpel tengah hanya ada satu daun pintu/ jendela (pintu/jendela tunggal), yang
berputar ke luar, dorpel tengah itu diperlebar (gambar V-10 kiri atas).
Sambungannya sendiri dilaksanakan dengan memberikan pen pada ujung dorpelnya
yang dimasukkan ke dalam tiangnya. Pennya diberi lubang untuk dimasuki baji
guna menarik dorpelnya merapat pada tiang. Tebal pen sepertiga lebar dorpel,
atau kalau dorpelnya lebih lebar daripada tiangnya, tebal pen adalah sepertiga
lebar tiang (gambar V-10 kiri atas).
Gambar V-11 membrikan suatu contoh jendela untuk
penerangan dan perhawaan. Daun jendela dapat berputar terhadap suatu poros yang
dipasang di tengah kedua sisi tiangnya. Pada kedudukan terbuka, bagian atas
daun jendela membuka kearah dalam dan bagian bawahnya kea rah luar. Angin dari
luar masuk melalui lubang jendela di bagian bawah tadi ke dalam ruangan dan
menghembus udara panas yang menggantung di bawah langit-langit ruangan ke luar
melalui lubang jendela di bagian atas
Konstruksi poros untuk berputarnya daun jendela
dilukiskan pada gambar V-11 tengah. Dorpel bawah dari daun jendelanya dibuat
dengan konstruksi penahan air. Selanjutnya terlihat lagi di sini angkur
kusennya untuk memperkokoh duduknya kusen di dalam tembok. Untuk kusen jendela
kecil ini hanya digunakan satu angkur pada setiap sisi kusennya.
Gambar
V-9
Gambar V-10
Gambar V-11
5. 6. PINTU GESER
Menutup dan membukanya pintu geser tidak mempersempit
ruangan kamar seperti terjadi pada pintu putar. Lagi pula, pintu geser
kelihatan lebih megah daripada pintu putar.
Letak daun pintu geser ialah di depan lubang pintunya
di dalam tembok. Lebarnya dibuat lebih besar daripada lubang temboknya supaya
dapat menutup seluruh lebar lubang itu. Pada contoh gambar V-12, lebar lubang
tembok beserta kusennya 1,6 m dan lebar daun pintunya 1,72 m. juga tinggi daun
pintunya lebih besar daripada tinggi lubang tembok. Pada gambar itu, daun pintu
adalah 4 cm lebih tinggi daripada lubang temboknya.
Pada sisi atas, daun pintu dimasukkan ke dalam suatu
spooning tambahan yang dibuat di luar kusen. (lihat gambar V-13 tengah atas).
Spooning ini dibuat di dalam sebuah balok kayu 7 x 8 cm yang menempel pada
dorpel atas dari kusennya. Disebelah depan, spooning ditutup dengan sebuah lis
2,5 x 8 cm. di atas balok yang berspoonin gitu biasanya masih dipasang lagi lis
kayu mendatar sebagai dekorasi tambahan. Kowekan yang terlihat pada sisi atas
lis ini dimaksudkan untuk menempatkan lukisan di atasnya.
Di sisi atas daun pintunya dipasang roda dengan
sumbunya mendatar untuk memudahkan penggeseran pintu didalam spooningnya. Di
sisi bawah, pintu bergeser dengan roda –roda di atas sebatang rel baja
berbentuk T terbalik. Untuk memperbesar stabilitas daun pintu pada waktu
digeser, kaki pintu diberi tumit. Rel baja di pasang di dalam suatu alur di
lantai dan sisi atasnya tidak lebih tinggi daripada muka lantai supaya tidak
tersentuh kaki orang
Konstruksi rol yang dilukiskan pada gambar V-13E adalah
konstruksi cara lama. Dengan konstruksi lama itu, menggesernya pintu di atas
rel berat dan bersuara cukup keras. Alur rel di dalam lantai mudah terisi
kotoran dan membersihkannya sukar. Dengan konstruksi roda yang modern
menggesernya pintu sangat ringan dan tidak bersuara. Konstruksi ini menggunakan
pelor-pelor baja untuk penggeseran pintunya. Tumit pada daun pintu tidak
diperlukan lagi
Gambar V-12
Gambar V-13
5. 7. BOVEN LIGHT
Boven
light berfungsi sebagai ventilasi yang lebih sederhana dibandingkan dengan
jendela. Biasanya berukuran lebih kecil dari jendela yaitu 40 x 60 cm dan
ventilasinya tetap tidak dapat dibuka.
Boven light biasanya dipasang di kamar
mandi dan tempat-tempat yang membutuhkan ventilasi udara dan sinar matahari
masuk.
Ukuran penampang kayu yang digunakan
untuk Boven light sama dengan jendela. Kaca yang dipasang ada yang satu dan ada
yang dua kaca saling overlap. Boven light dengan satu kaca fungsinya hanya
sebagai jalan sinar matahri masuk ke dalam rumah, sedangkan bovenlight dengan
dua kaca selain sebagai jalan sinar matahari masuk juga sebagai sirkulasi
udara.
Adapun
kaca yang digunakan tergantung dari pemilik rumah, bisa kaca bening bisa juga kaca
riben.
Pekerjaan Kusen Pintu memang unik dan menarik. Kombinasi dengan jendela dan ornamen lainnya membutuhkan ketelitian dari arsitektur atau developernya.
BalasHapusgood ^_^
BalasHapusgood ^_^
BalasHapustks..bgts..
BalasHapus