.

SELAMAT DATANG .... MOHON MAAF...SITUS INI SEDANG DALAM PERBAIKAN...

Rabu, 23 Januari 2013

PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA (3)


SAMBUNGAN KAYU KUSEN


Kusen merupakan suatu gawang yang dipasang di dalam tembok. Diatas kusen masih ada sebagian tembok. Walaupun di atas kusen dipasang balok beton (latei) atau pelengkung atau rolakan, dorpel atas dari kusen sedikit-sedikit masih juga mendapat beban dari berat nya mortel atau sebagian pasangan batu tembok itu. Karena itu, dorpel atas harus menumpang di atas tiang kusennya dan didukung oleh tiang itu.
Sambungan dorpel dengan tiang kusen diselenggarakan dengan pen dan lubang. Tebal pen sepertiga tebal kayu kusen. Panjang pen dibuat setebal dorpel penuh.  Untuk mendapatkan sambungan pen dan lubang yang tertutup, kayu dorpel dilanjutkan ke belakang tiang sepanjang 12 cm. bagian ini disebut telinga kusen.
Juga sambungan dorpel bawah dengan tiang kusen jendela diselenggarakan seperti sambungan tersebut di muka ini
Perlu diperhatikan pada  gambar V-1 atas, bahwa kayu dorpel masuk ke dalam kayu tiangnya sampai dalanya spooning yaitu 1,5 cm dengan demikian, dorpel tidak hanya menumpang di atas tiang pada sisi lubangnya tetapi juga pada sisi di depan pen. Tuntuk ini lebar pen dikurangi dengan 1,5 cm di bagian depan. Selain itu kalu lebar pen dibuat penuh setebal tiangnya, maka siar sambungan antara dorpel dan tiang akan terlihat dari bawah, lebih lebih jika sambungannya sedikit berubah karena kayunya berkembang
Gambar V-2 juga menunjukkan sambungan dorpel dengan tiang kusen. Berbeda dengan gambar V-1 pada gambar ini kayu kusen diberi kembangan sepanjang sudut dalamnya. Di tempat sambungan dorpel dengan tiang, pertemuan kembangan tiang dan kembangan dorpel diselenggarakan dibawah susut 45 yang disebut verstek. Verstek ini dibuat selebar sepertiga lebar dorpel (atau juga sepertiga lebar tiang). Sepertiga bagian tengah dari dorpel antara verstek dan spooning, kayunya tetap dibuat melanjut sampai menatap pada pen tiang.





Gambar V-1



                   Gambar V-2


Gambar V-3


Gambar V-4



Gambar V-5



Gambar V-6



SAMBUNGAN KAYU DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA


Daun pintu dan daun jendela menggantung pada kusen dengan perantaraan alat penggantung berupa engsel yang ditambat pada tiang kusen. Maka berbeda berbeda dengan sambungan kayu kusen, pada sambungan kayu daun pintu dan daun jendela, tiangnya yang dibuat melanjut ke atas dan ke bawah dan dorpelnya menyambung dengan pen pada tiang. Tetapi disini, kayu tiang tidak dapat dilanjutkan ke atas dan kebawah melebihi ukuran tinggi daun. Berhubung dnegan itu, untuk mendapatkan sambungan pen dan lubang yang tertutup, lebar pen pada dorpel dibatasi sampai tiga perempat lebar dorpelnya, sehingga pada ujung tiang masih ada kayu penutup lubang pennya (lihat gambar V-3). Tebal pen sepertiga tebal kayu. Supayaujung pen, yang berupa kayu ujung tidak terlihat dari luar, lubangnya sedalam 2 cm ditutup kayu yang serat-seratnya ditempatkan sejajar dengan serat–serat kayu tiangnya. Antara ujung pen dam kayu penutup lubang diadakan renggang 2 mm mengingat mengembangnya pen.
Gambar V-3 menunjukkan suatu contoh pintu dengan kaca dibagian atas dan panel kayu di bagian bawah. Kaca dipasang di dalam spooning, dalamnya 1 cm, di sebelaj dalam ditutup dengan lis kayu. Ukuran kaca dibuat 2 mm lebih kecil daripada dalamnya spooning supaya ada kelonggaran antara kaca dan kayunya tidak pecah jika kayunya mengembang.
Panel kayu dimasukkan ke dalam suatu alur,  dalamnya 1 cm,  lebar sepertiga tebal daun (lihat gambar V-3 kanan). Pemasangannya dilakkan bersamaan dengan penyetelan kerangka daun. Juga disini harus ada kelonggaraan antara panel kayu dan kayu daunya.
Gambar V-4 adalah contoh lagi suatu pintu dan detail konstruksinya diperlihatkan pada gambar V-5 dan V-6. Pada contoh ini, bidang tembok di tepi kusen dilapisi lis kayu. Untuk penambahan lis kayu itu, didalam tembok dipasang klos.
Gambar V-7 menunjukkan suatu jendela, terdiri atas jendela atas dan jendela bawah. Jendela atas dibuat sebagai jendela krepyak, yang bawah sebagai jendela panel. Maksudnya ialah agar jendela bsisa dibuka hanya bagian atasnya saja atau dibuka semuanya.
Konstruksi krepyak terlihat paga gambar V-7C. daun krepyak dipasang miring 45. Tebalnya 1 cm dan menonjol ke luar 2 cm. daun krepyak dipasang sedemikian sehingga orang tidak dapat melihat ke dalam. Daun krepyak yang pertama dari atas dimulai dari titik sudut bawah dari dorpel jendelanya (atau pintunya). Daun krepyak yang di bawahnya dimulai dari titik yang tingginya sama dengan tinggi titik perpotongan sisi bawah daun pertama tadi dengan sisi luar daun pintu/jendela. Pada gambar V-7C hal ini diperlihatkan dengan garis putus-putus. Cara ini berlaku pula  untuk daun krepyak di bawahnya.
Daun krepyak masuk 1 cm ke dalam tiang daun pintu/jendela. Dilihat dari sebelah dalam, di tepi kiri dan di tepi kanan daun pintu/jendela terlihat siar bergigi antara daun krepyak dan tiang. Di tepi atas tampak siar mendatar antara daun krepyak teratas dan kayu daun pintu/jendela. Siar-siar itu memberikan pandangan yang kurang menyenangkan. Untuk menghilangkannya, siar itu ditutup dengan lis kayu 0,6 x 1,4 cm
Kita perhatikan gambar V-8 yang melukiskan detail F dari konstruksi jendela yang dimuat pada gambar V-7. Jendela ini dipasang di tembok luar dan langsung kena hujan. Berhubung dengan itu, konstruksi kusen dan daun jendela dibuat sedemikian sehingga air hujan tidak mudah masuk melalui sela-sela antara daun jendela dan kusennya. Air hujan juga tidak boleh masuk melalui siar antara dorpel bawah dari kusen dan tembok di bawahnya




Gambar V-7


Gambar V-8
Berhubung dengan itu, permukaan temboknya dibuat lebih rendah daripada siar tadi dan dibuat miring  ke luar. Dengan cara itu, tidak ada kesempatan bagi air hujan untuk berkumpul di depan siar tadi dan meresap ke dalam siar itu. Juga sisi bawah dorpel kusennya dibuat miring naik ke dalam untuk menambah sulitnya peresapan air hujan.
Konstruksi semacam itu kita lihat pula pada spooning untuk daun jendela pada dorpel kusennya (masih gambar V-8). Spooning ini dibuat miring ke luar dan diberi alur bulat pada sisi spooningnya. Air hujan yang terhembus angin masih dapat masuk ke bawah daun jendela akan ditahan di dalam alur itu, kemudian mengalir kembali ke luar. Juga alur bulat yang dibuat pada sisi bawah daun jendelanya membantu penahanan air hujan tadi.
Di daerah yang anginnya kencang sehingga pada waktu hujan, air dapat masuk melalui daun-daun krepyak, biasanya dipakai jendela rangkap. Jendela krepyak dipakai sebagai jendela luar dan jendela yang dalam berupa jendela kaca. Suatu contoh terlihat pada gambar V-9. Pada contoh ini terdapat pula suatu jendela kaca di atas kedua jendela tadi, yang dapat dibuka secara memutar terhadap sisi bawah daunnya. Jendela ini berfungsi sebagai jendela penerus cahaya untuk menerangi ruangan dan dalam kedudukan terbuka juga sebagai jendela perhawaan.
Pada gambar V-9 itu terlihat semua dorpel bawah dari ketiga jendela dibuat dengan konstruksi penahan air hujan, demikian pula dorpel bawah dari kusennya,. Konstruksi semacam ini banyak dipakai di daerah yang anginnya kencang, dan untuk jendela ruangan atas dari gedung bertingkat
Untuk jendela pada gambar V-9 itu, konstruksi untuk panel kayu, untuk kaca jendela dan untuk krepyaknya tak berbeda dengan yang telah dibicarakan di muka.
Sambungan dorpel tengah dari kusen dengan tiangnya diperlihatkan pada gambar V-10. Seperti terlihat pada gambar itu, juga dorpel tengah ini dapat dibuat dengan konstruksi penahan air hujan. Kalau di bawah dorpel tengah hanya ada satu daun pintu/ jendela (pintu/jendela tunggal), yang berputar ke luar, dorpel tengah itu diperlebar (gambar V-10 kiri atas). Sambungannya sendiri dilaksanakan dengan memberikan pen pada ujung dorpelnya yang dimasukkan ke dalam tiangnya. Pennya diberi lubang untuk dimasuki baji guna menarik dorpelnya merapat pada tiang. Tebal pen sepertiga lebar dorpel, atau kalau dorpelnya lebih lebar daripada tiangnya, tebal pen adalah sepertiga lebar tiang (gambar V-10 kiri atas).
Gambar V-11 membrikan suatu contoh jendela untuk penerangan dan perhawaan. Daun jendela dapat berputar terhadap suatu poros yang dipasang di tengah kedua sisi tiangnya. Pada kedudukan terbuka, bagian atas daun jendela membuka kearah dalam dan bagian bawahnya kea rah luar. Angin dari luar masuk melalui lubang jendela di bagian bawah tadi ke dalam ruangan dan menghembus udara panas yang menggantung di bawah langit-langit ruangan ke luar melalui lubang jendela di bagian atas
Konstruksi poros untuk berputarnya daun jendela dilukiskan pada gambar V-11 tengah. Dorpel bawah dari daun jendelanya dibuat dengan konstruksi penahan air. Selanjutnya terlihat lagi di sini angkur kusennya untuk memperkokoh duduknya kusen di dalam tembok. Untuk kusen jendela kecil ini hanya digunakan satu angkur pada setiap sisi kusennya.



Gambar V-9


Gambar V-10


Gambar V-11

5. 6. PINTU GESER


Menutup dan membukanya pintu geser tidak mempersempit ruangan kamar seperti terjadi pada pintu putar. Lagi pula, pintu geser kelihatan lebih megah daripada pintu putar.
Letak daun pintu geser ialah di depan lubang pintunya di dalam tembok. Lebarnya dibuat lebih besar daripada lubang temboknya supaya dapat menutup seluruh lebar lubang itu. Pada contoh gambar V-12, lebar lubang tembok beserta kusennya 1,6 m dan lebar daun pintunya 1,72 m. juga tinggi daun pintunya lebih besar daripada tinggi lubang tembok. Pada gambar itu, daun pintu adalah 4 cm lebih tinggi daripada lubang temboknya.
Pada sisi atas, daun pintu dimasukkan ke dalam suatu spooning tambahan yang dibuat di luar kusen. (lihat gambar V-13 tengah atas). Spooning ini dibuat di dalam sebuah balok kayu 7 x 8 cm yang menempel pada dorpel atas dari kusennya. Disebelah depan, spooning ditutup dengan sebuah lis 2,5 x 8 cm. di atas balok yang berspoonin gitu biasanya masih dipasang lagi lis kayu mendatar sebagai dekorasi tambahan. Kowekan yang terlihat pada sisi atas lis ini dimaksudkan untuk menempatkan lukisan di atasnya.
Di sisi atas daun pintunya dipasang roda dengan sumbunya mendatar untuk memudahkan penggeseran pintu didalam spooningnya. Di sisi bawah, pintu bergeser dengan roda –roda di atas sebatang rel baja berbentuk T terbalik. Untuk memperbesar stabilitas daun pintu pada waktu digeser, kaki pintu diberi tumit. Rel baja di pasang di dalam suatu alur di lantai dan sisi atasnya tidak lebih tinggi daripada muka lantai supaya tidak tersentuh kaki orang
Konstruksi rol yang dilukiskan pada gambar V-13E adalah konstruksi cara lama. Dengan konstruksi lama itu, menggesernya pintu di atas rel berat dan bersuara cukup keras. Alur rel di dalam lantai mudah terisi kotoran dan membersihkannya sukar. Dengan konstruksi roda yang modern menggesernya pintu sangat ringan dan tidak bersuara. Konstruksi ini menggunakan pelor-pelor baja untuk penggeseran pintunya. Tumit pada daun pintu tidak diperlukan lagi


Gambar V-12


Gambar V-13

5. 7. BOVEN LIGHT


          Boven light berfungsi sebagai ventilasi yang lebih sederhana dibandingkan dengan jendela. Biasanya berukuran lebih kecil dari jendela yaitu 40 x 60 cm dan ventilasinya tetap tidak dapat dibuka.
        Boven light biasanya dipasang di kamar mandi dan tempat-tempat yang membutuhkan ventilasi udara dan sinar matahari masuk.
        Ukuran penampang kayu yang digunakan untuk Boven light sama dengan jendela. Kaca yang dipasang ada yang satu dan ada yang dua kaca saling overlap. Boven light dengan satu kaca fungsinya hanya sebagai jalan sinar matahri masuk ke dalam rumah, sedangkan bovenlight dengan dua kaca selain sebagai jalan sinar matahari masuk juga sebagai sirkulasi udara.
Adapun kaca yang digunakan tergantung dari pemilik rumah, bisa kaca bening bisa juga kaca riben.