1.
CAMPURAN BETON
“Perencanaan campuran beton merupakan kunci dihasilkanya
beton yang baik, akan tetapi yang namanya kunci pastilah memiliki gigi-gigi
kunci yang lainya” kira-kira seperti itulah perumpamanya. Berawal
dari proporsi campuran beton yang baik (inilah yang dimaksud dengan kunci) dan
masih didukung oleh faktor yang lainnya yaitu pencampuran, pengecoran,
pemadatan dan perawatan beton paska pengecoran (inilah yang dimaksud dengan
gigi-gigi kunci yang lain).
Sebagaimana
definisi yang telah kita ungkapkan bahwa beton merupakan persenyawaan yang
terdiri dari agregat, air, semen dan zat tambahan jika diperlukan syarat khusus
maka kendali proporsi material beton harus kita ketahui.
Menurut
aturan yang berlaku di Indonesia dan secara teoritis perencanaan campuran beton
bukanlah hal yang mudah, disamping harus menguasai disiplin ilmu teknik sipil
terutama tentang teknologi bahan konstruksi, juga diperlukan laboratorium untuk
menganalisa material yang akan kita gunakan dan juga diperlukan lab untuk
memguji hasil perencanaan campuran beton.
Sebagaimana
diungkapkan di bangku perkuliahan dan ini juga pendapat ahli, penentuan
proporsi campuran yang paling baik adalah dengan perbandingan berat (artinya
dalam menentukan berapa jumlah pasir, semen, koral dan air bukan dengan satuan
ember/volume, melainkan harus ditimbang untuk diketahu beratnya). Tetapi jangan
kuatir pembaca untuk pekerjaan yang kecil (rumah anda yang akan dibangun
termasuk kecil kok) boleh menggunakan perbandingan volume, jadi perbandingan
campuran beton hanya dengan ember masih boleh kok.
Philosofi Pengunaan Material Di Dalam Campuran Beton
:
1. Kandungan semen
Semakin banyak semen yang akan
anda gunakan, maka akan dihasilkan beton yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus
dengan kekuatan beton.
2. Kandungan Air
Semakin
banyak air yang anda gunakan, maka beton yang anda hasilkan semakin jelek.
Walaupun didalam pengerjaan beton jika air yang anda gunakan banyak beton
semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan.
“Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran beton anda
bisa dikerjakan (bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan difinishing)”
3. Campuran
Air dan Semen atau Fakor Air Semen (biasa disingkat FAS)
Semakin tinggi pernabdingan
campuran air dan semen maka beton malah semakin jelek. Untuk meningkatkan
mutu beton maka anda harus mengurangi perbandingan air dan semen.
Faktor
air dan semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan berat
semen
Jika air
kita simbulKan dengan W, dan semen kita simbulkan dengan C maka rumusnya adalah
sbb”
FAS= W / C
Dimana
berat jenis air adalah 1 kg/liter, dan berat jenis semen adalah 3150
kg/m3(disyaratkan ASTM). Berikut ini sedikit acuan dalam merencanakan campuran
air dan semen
Gambar
campuran beton
Keterangan
gambar :
a. Rasio
antara air dan semen (1) gambar paling pojok kanan (artinya jika
mencampur air 40 liter/40 kg maka semennya 40 kg, akan menghasilkan beton
dengan kekuatan (kuat tekan) 10 Mpa. Tidak boleh digunakan
b. Rasio
air dan semen 0.75 (artinya jika mencampur air 30 liter/30 kg maka
semennya 40 kg, Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 20 Mpa. Boleh
digunakan..
c. Rasio
air dan semen 0.5 (artinya jika mencampur air 20 liter/20 kg maka
semennya 40 kg, Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 35 Mpa, boleh
digunakan tetapi boros semen. Dalam merencanakan faktor air semen jika tidak
tersedia data penelitian boleh menggunakan table yang sudah ada
Gambar
Grafik Faktor air Semen terhadap kuat tekan
1.
Agregat (Pasir dan koral)
Campuran yang terlalu banyak
pasir walapun akan menjadikan beton halus akan tetapi kekuatannya sedikit
berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan akan semakin
menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama. Sebaliknya jika
beton terdiri dari koral yang banyak, beton akan menjadi kasar akan tetapi
kekuatanya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan
pasirnya lebih banyak.
Hal
hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
v Campuran
beton untuk sloof kolom ring balk cukup minimum perbandingan adalah 1 bagian
semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga
menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175
kg/cm2.(perhitungan diatas dilakukan bila kita menghendaki mutu beton yang
lebih tinggi untuk cor plat lantai)
v Bahan
pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur
v Pengecoran
beton dianjurkan dilakukan secara berkesinambungan (tidak berhenti di setengah
balok atau di setengah kolom).
v Pengadukan
beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur beton (beton molen).
v Apabila
pencampuran beton dilakukan secara manual yang pengadukan betonnya menggunakan
tenaga manusia, dianjurkan untuk mengunakan bak dari bahan metal atau bahan
lain yang kedap air.
2.
PENGECORAN
Pengecoran Beton (Pengangkutan dan Pengecoran)
Setelah
pencampuran komponen beton maka selanjutnya adalah pengecoran, akan tetapi
salah satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum pengecoran adalah pengangkutan
beton dari tempat pencampuran ke lokasi beton akan dicor.
Pengangkutan
beton / transportasi beton
Prinsip
utama pengangkutan beton (tranportasi beton) adalah dilakukan secepat mungkin
agar bisa menghindari segregesi dan tercecernya material.
Pengangkutan
beton bisa mengunakan gerobak dorong, ember, truk beton juga bisa menggunakan
pompa beton (concrete pump)
Pengecoran
Beton
Sebelum
melakukan pengecoran hal-hal penting yang harus anda perhatikan adalah:
- Yakinkan
bahwa begisting atau cetak cor anda sudah benar yaitu sesuai dengan bentuk
yang anda inginkan, kuat, tidak ada lobang atau bocoran, bersih dari
kotoran terutama bahan-bahan organik
- Pastikan
tulangan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Beton deking apakah sudah
berada pada posisinya dan tulangan harus bersih dari kotoran
- Slump
test (jika akan dilakukan). Apa dan bagaimana slump test akan kita
rencanakan pada posting selanjutnya
- Alat-alat,
material pengecoran harus sudah siap tersedia
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pengecoran :
- Pengecoran
harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak cetakan beton (begisting)
- Lakukan
pengecoran dimulai dari tempat yang paling jauh dari tempat pengadukan
beton.
- Secepat
mungkin beton yang sudah dituang harus segera dicor
- Pengecoran
dilakukan terus-menerus tanpa henti
- Jika
pengecoran harus dituang dari tempat yang tinggi atau dituang kedalam
lobang yang cukup dalam maka tinggi jatuh tidak boleh terlalu tinggi, hal
ini dapat menyebabkan segregesi beton. Jika harus mengecor dalam keadaan
seperti itu harus mengunakan corong biasa juga disebut pipa tremi
- Pengecoran
dalam keadaan hujan masih dibolehkan jika keadaan hujan tidak sampai
menjadikan campuran beton menjadi sangat encer (hujan tidak terlalu
deras). Jika pengecoran dalam keadaan hujan tidak bisa dihindari maka
pengecoran harus dibawah pelindung hujan sampai dengan beton seting.
- Padatkan
beton setelah dituang (dipadatkan dengan vibrator atau juga bisa alat
manual yang lainya)
- Setelah
pengecoran selesai, lakukan perawatan beton
- Selama
pengecoran dan sesudahnya, hindari pergerakan cetakan beton dengan
mengurangi aktifitas ditempat pengecoran
- Beton
yang dicor lebih dahulu maka harus difinishing lebih dahulu
- Membuat
benda uji beton (jika dikehendaki uji tekan dari beton yang dicor),
bagaimana cara menbuat benda uji beton simak pada edisi selanjutnya
Hal hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
·
Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk
kotoran dan bersihkan apabila ada tumpahan minyak pada besi beton, agar antara
adukan beton dan besi beton dapat melekat dengan baik.
·
Pada saat pengecoran beton dilakukan,
perhatikan cetakan beton (begisting) sudah terisi dengan padat (tidak ada
rongga), karena kalau tidak padat akan mengurangi kekuatan beton.
·
Tiang begisting balok sudah terpasang dengan
kuat, sehingga pada saat pengecoran begisting tidak melengkung/turun.
·
Pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan
dengan campuran sesuai rencana. Pada saat pengecoran berlangsung, penggunaan
vibrator/ besi/ kayu panjang berfungsi untuk memadatkan dan meratakan beton
dalam cetakan
·
Untuk perawatan cetakan beton, maka
dapat dilaksanakan penyiraman air pada begisting. Apabila sudah 3 harus
begisting dapat dibongkar
Tabel campuran beton (bisa
diaplikasikan langsung)
|
|
KOMPOSISI CAMPURAN BETON
|
NO
|
KUAT BETON RENCANA
|
|
|
BAHAN
|
BERAT JENIS
|
VOLUME
|
PERB. VOL
|
1
|
31,2 Mpa (K350) W/C=0,48
|
SEMEN
|
448
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1422
|
m3
|
1
|
PASIR
|
667
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,4764
|
m3
|
3,350
|
KERIKIL
|
1000
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7407
|
m3
|
5,208
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
2
|
28,4 Mpa (K325) W/C=0,49
|
SEMEN
|
439
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1394
|
m3
|
1
|
PASIR
|
670
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,4786
|
m3
|
3,365
|
KERIKIL
|
1006
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7452
|
m3
|
5,240
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
3
|
26,4 Mpa (K300) W/C=0,52
|
SEMEN
|
413
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1311
|
m3
|
1
|
PASIR
|
681
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,4864
|
m3
|
3,420
|
KERIKIL
|
1021
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7563
|
m3
|
5,318
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
4
|
24 Mpa (K275) W/C=0,53
|
SEMEN
|
406
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1289
|
m3
|
1
|
PASIR
|
684
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,4886
|
m3
|
3,435
|
KERIKIL
|
1026
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,76
|
m3
|
5,344
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
5
|
21,7 Mpa (K250) W/C=0,56
|
SEMEN
|
406
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1289
|
m3
|
1
|
PASIR
|
684
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,4886
|
m3
|
3,435
|
KERIKIL
|
1026
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,76
|
m3
|
5,344
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
6
|
19,3 Mpa (K225) W/C=0,58
|
SEMEN
|
371
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1178
|
m3
|
1
|
PASIR
|
689
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,4921
|
m3
|
3,460
|
KERIKIL
|
1047
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7756
|
m3
|
5,453
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
7
|
16,9 Mpa (K200) W/C=0,61
|
SEMEN
|
352
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1117
|
m3
|
1
|
PASIR
|
731
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,5221
|
m3
|
3,671
|
KERIKIL
|
1031
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7637
|
m3
|
5,370
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
8
|
14,5 Mpa (K175) W/C=0,66
|
SEMEN
|
326
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,1035
|
m3
|
1
|
PASIR
|
760
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,5429
|
m3
|
3,817
|
KERIKIL
|
1029
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7622
|
m3
|
5,359
|
AIR
|
215
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,215
|
m3
|
1,512
|
9
|
7,4 Mpa (K100) W/C=0,87
|
SEMEN
|
230
|
Kg
|
3150
|
Kg/m3
|
0,073
|
m3
|
1
|
PASIR
|
893
|
Kg
|
1400
|
Kg/m3
|
0,6379
|
m3
|
4,485
|
KERIKIL
|
1027
|
Kg
|
1350
|
Kg/m3
|
0,7607
|
m3
|
5,349
|
AIR
|
200
|
Liter
|
1000
|
Kg/m3
|
0,2
|
m3
|
1,406
|
Dari olah
data SNI ini ternyata dihasilkan beberapa komposisi campuran beton dengan
berbagi variasi kekuatan beton.
Pengecoran untuk bangunan tingkat 2
atau lebih
Pekerjaan
bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan
diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie
rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
Pekerjaan
kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang
terdiri atas dua tahap yaitu :
1. Sebelum pengecoran.
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :
• Posisi dan kondisi bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Posisi penempatan water stop
2. Pada saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan
pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
5. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan
Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu
didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.
6. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan
dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang
kuat dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang
baik untuk bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran
kolom ini disesuaikan dengan kebutuhan pada beban bangunan.