.

SELAMAT DATANG .... MOHON MAAF...SITUS INI SEDANG DALAM PERBAIKAN...

Sabtu, 20 Oktober 2012

PENGECORAN


1.   CAMPURAN BETON

                    
“Perencanaan campuran beton merupakan kunci dihasilkanya beton yang baik, akan tetapi yang namanya kunci pastilah memiliki gigi-gigi kunci yang lainya” kira-kira seperti itulah perumpamanya. Berawal dari proporsi campuran beton yang baik (inilah yang dimaksud dengan kunci) dan masih didukung oleh faktor yang lainnya yaitu pencampuran, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton paska pengecoran (inilah yang dimaksud dengan gigi-gigi kunci yang lain).
Sebagaimana definisi yang telah kita ungkapkan bahwa beton merupakan persenyawaan yang terdiri dari agregat, air, semen dan zat tambahan jika diperlukan syarat khusus maka kendali proporsi material beton harus kita ketahui.
Menurut aturan yang berlaku di Indonesia dan secara teoritis perencanaan campuran beton bukanlah hal yang mudah, disamping harus menguasai disiplin ilmu teknik sipil terutama tentang teknologi bahan konstruksi, juga diperlukan laboratorium untuk menganalisa material yang akan kita gunakan dan juga diperlukan lab untuk memguji hasil perencanaan campuran beton.
Sebagaimana diungkapkan di bangku perkuliahan dan ini juga pendapat ahli, penentuan proporsi campuran yang paling baik adalah dengan perbandingan berat (artinya dalam menentukan berapa jumlah pasir, semen, koral dan air bukan dengan satuan ember/volume, melainkan harus ditimbang untuk diketahu beratnya). Tetapi jangan kuatir pembaca untuk pekerjaan yang kecil (rumah anda yang akan dibangun termasuk kecil kok) boleh menggunakan perbandingan volume, jadi perbandingan campuran beton hanya dengan ember masih boleh kok.
Philosofi Pengunaan Material Di Dalam Campuran Beton : 
1. Kandungan semen
Semakin banyak semen yang akan anda gunakan, maka akan dihasilkan beton yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan kekuatan beton.
2. Kandungan Air
Semakin banyak air yang anda gunakan, maka beton yang anda hasilkan semakin jelek. Walaupun didalam pengerjaan beton jika air yang anda gunakan banyak beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan. 
“Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran beton anda bisa dikerjakan (bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan difinishing)” 
3. Campuran Air dan Semen atau Fakor Air Semen (biasa disingkat FAS)
Semakin tinggi pernabdingan campuran air dan semen maka beton malah  semakin jelek. Untuk meningkatkan mutu beton maka anda harus mengurangi perbandingan air dan semen.
Faktor air dan semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan berat semen
Jika air kita simbulKan dengan W, dan semen kita simbulkan dengan C maka rumusnya adalah sbb”
FAS= W / C
Dimana berat jenis air adalah 1 kg/liter, dan berat jenis semen adalah 3150 kg/m3(disyaratkan ASTM). Berikut ini sedikit acuan dalam merencanakan campuran air dan semen
Gambar campuran beton
Keterangan gambar :
a. Rasio antara air dan semen (1) gambar paling pojok  kanan (artinya jika mencampur  air 40 liter/40 kg maka semennya 40 kg, akan menghasilkan beton dengan kekuatan (kuat tekan) 10 Mpa. Tidak boleh digunakan
b. Rasio air dan semen 0.75 (artinya jika mencampur  air 30 liter/30 kg maka semennya 40 kg, Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 20 Mpa. Boleh digunakan..
c. Rasio air dan semen 0.5 (artinya jika mencampur  air 20 liter/20 kg maka semennya 40 kg, Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 35 Mpa, boleh digunakan tetapi boros semen. Dalam merencanakan faktor air semen jika tidak tersedia data penelitian boleh menggunakan table yang sudah ada

Gambar Grafik Faktor air Semen terhadap kuat tekan
  
1.   Agregat (Pasir dan koral)
Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan beton halus akan tetapi kekuatannya sedikit berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama. Sebaliknya jika beton terdiri dari koral yang banyak, beton akan menjadi kasar akan tetapi kekuatanya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasirnya lebih banyak.
Hal hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
v  Campuran beton untuk sloof kolom ring balk cukup minimum perbandingan adalah 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2.(perhitungan diatas dilakukan bila kita menghendaki mutu beton yang lebih tinggi untuk cor plat lantai)
v  Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur
v  Pengecoran beton dianjurkan dilakukan secara berkesinambungan (tidak berhenti di setengah balok atau di setengah kolom).
v  Pengadukan beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur beton (beton molen).
v  Apabila pencampuran beton dilakukan secara manual yang pengadukan betonnya menggunakan tenaga manusia, dianjurkan untuk mengunakan bak dari bahan metal atau bahan lain yang kedap air.



 

2.  PENGECORAN


Pengecoran Beton (Pengangkutan dan Pengecoran)
Setelah pencampuran komponen beton maka selanjutnya adalah pengecoran, akan tetapi salah satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum pengecoran adalah pengangkutan beton dari tempat pencampuran ke lokasi beton akan dicor. 

Pengangkutan beton / transportasi beton
Prinsip utama pengangkutan beton (tranportasi beton) adalah dilakukan secepat mungkin agar bisa menghindari segregesi dan tercecernya material.
Pengangkutan beton bisa mengunakan gerobak dorong, ember, truk beton juga bisa menggunakan pompa beton (concrete pump)

Pengecoran Beton
Sebelum melakukan pengecoran hal-hal penting yang harus anda perhatikan adalah:
  • Yakinkan bahwa begisting atau cetak cor anda sudah benar yaitu sesuai dengan bentuk yang anda inginkan, kuat, tidak ada lobang atau bocoran, bersih dari kotoran terutama bahan-bahan organik
  • Pastikan tulangan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Beton deking apakah sudah berada pada posisinya dan tulangan harus bersih dari kotoran
  • Slump test (jika akan dilakukan). Apa dan bagaimana slump test akan kita rencanakan pada posting selanjutnya
  • Alat-alat, material  pengecoran harus sudah siap tersedia
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pengecoran :
  • Pengecoran harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak cetakan beton (begisting)
  • Lakukan pengecoran dimulai dari tempat yang paling jauh dari tempat pengadukan beton.
  • Secepat mungkin beton yang sudah dituang harus segera dicor
  • Pengecoran dilakukan terus-menerus tanpa henti
  • Jika pengecoran harus dituang dari tempat yang tinggi atau dituang kedalam lobang yang cukup dalam maka tinggi jatuh tidak boleh terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan segregesi beton. Jika harus mengecor dalam keadaan seperti itu harus mengunakan corong biasa juga disebut pipa tremi
  • Pengecoran dalam keadaan hujan masih dibolehkan jika keadaan hujan tidak sampai menjadikan campuran beton menjadi sangat  encer (hujan tidak terlalu deras). Jika pengecoran dalam keadaan hujan tidak bisa dihindari maka pengecoran harus dibawah pelindung hujan sampai dengan beton seting.
  • Padatkan beton setelah dituang (dipadatkan dengan vibrator atau juga bisa alat manual yang lainya)
  • Setelah pengecoran selesai, lakukan perawatan beton
  • Selama pengecoran dan sesudahnya, hindari pergerakan cetakan beton dengan mengurangi aktifitas ditempat pengecoran
  • Beton yang dicor lebih dahulu  maka harus difinishing lebih dahulu
  • Membuat benda uji beton (jika dikehendaki uji tekan dari beton yang dicor), bagaimana cara menbuat benda uji beton simak pada edisi selanjutnya
Hal hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
·         Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk kotoran dan bersihkan apabila ada tumpahan minyak pada besi beton, agar antara adukan beton dan besi beton dapat melekat dengan baik.
·         Pada saat pengecoran beton dilakukan, perhatikan cetakan beton (begisting) sudah terisi dengan padat (tidak ada rongga), karena kalau tidak padat akan mengurangi kekuatan beton.
·         Tiang begisting balok sudah terpasang dengan kuat, sehingga pada saat pengecoran begisting tidak melengkung/turun.
·         Pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan dengan campuran sesuai rencana. Pada saat pengecoran berlangsung, penggunaan vibrator/ besi/ kayu panjang berfungsi untuk memadatkan dan meratakan beton dalam cetakan
·         Untuk perawatan cetakan beton, maka dapat dilaksanakan penyiraman air pada begisting. Apabila sudah 3 harus begisting dapat dibongkar

Tabel campuran beton (bisa diaplikasikan langsung)
KOMPOSISI CAMPURAN BETON
NO
KUAT BETON RENCANA
BAHAN
BERAT JENIS
VOLUME
PERB. VOL
1
31,2 Mpa (K350) W/C=0,48
SEMEN
448
Kg
3150
Kg/m3
0,1422
m3
1
PASIR
667
Kg
1400
Kg/m3
0,4764
m3
3,350
KERIKIL
1000
Kg
1350
Kg/m3
0,7407
m3
5,208
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
2
28,4 Mpa (K325) W/C=0,49
SEMEN
439
Kg
3150
Kg/m3
0,1394
m3
1
PASIR
670
Kg
1400
Kg/m3
0,4786
m3
3,365
KERIKIL
1006
Kg
1350
Kg/m3
0,7452
m3
5,240
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
3
26,4 Mpa (K300) W/C=0,52
SEMEN
413
Kg
3150
Kg/m3
0,1311
m3
1
PASIR
681
Kg
1400
Kg/m3
0,4864
m3
3,420
KERIKIL
1021
Kg
1350
Kg/m3
0,7563
m3
5,318
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
4
24 Mpa (K275) W/C=0,53
SEMEN
406
Kg
3150
Kg/m3
0,1289
m3
1
PASIR
684
Kg
1400
Kg/m3
0,4886
m3
3,435
KERIKIL
1026
Kg
1350
Kg/m3
0,76
m3
5,344
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
5
21,7 Mpa (K250) W/C=0,56
SEMEN
406
Kg
3150
Kg/m3
0,1289
m3
1
PASIR
684
Kg
1400
Kg/m3
0,4886
m3
3,435
KERIKIL
1026
Kg
1350
Kg/m3
0,76
m3
5,344
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
6
19,3 Mpa (K225) W/C=0,58
SEMEN
371
Kg
3150
Kg/m3
0,1178
m3
1
PASIR
689
Kg
1400
Kg/m3
0,4921
m3
3,460
KERIKIL
1047
Kg
1350
Kg/m3
0,7756
m3
5,453
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
7
16,9 Mpa (K200) W/C=0,61
SEMEN
352
Kg
3150
Kg/m3
0,1117
m3
1
PASIR
731
Kg
1400
Kg/m3
0,5221
m3
3,671
KERIKIL
1031
Kg
1350
Kg/m3
0,7637
m3
5,370
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
8
14,5 Mpa (K175) W/C=0,66
SEMEN
326
Kg
3150
Kg/m3
0,1035
m3
1
PASIR
760
Kg
1400
Kg/m3
0,5429
m3
3,817
KERIKIL
1029
Kg
1350
Kg/m3
0,7622
m3
5,359
AIR
215
Liter
1000
Kg/m3
0,215
m3
1,512
9
7,4 Mpa (K100) W/C=0,87
SEMEN
230
Kg
3150
Kg/m3
0,073
m3
1
PASIR
893
Kg
1400
Kg/m3
0,6379
m3
4,485
KERIKIL
1027
Kg
1350
Kg/m3
0,7607
m3
5,349
AIR
200
Liter
1000
Kg/m3
0,2
m3
1,406

Dari olah data SNI ini ternyata dihasilkan beberapa komposisi campuran beton dengan berbagi variasi kekuatan beton.  

Pengecoran untuk bangunan tingkat 2 atau lebih

Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.

Pekerjaan kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua tahap yaitu :
1. Sebelum pengecoran.
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :
• Posisi dan kondisi bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Posisi penempatan water stop
2. Pada saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
5. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.
6. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan kebutuhan pada beban bangunan.